Tampilkan postingan dengan label kesehatan bayi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan bayi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Mei 2012

Story and Photo Contest Demam Reda, Anak Ceria



Ada info lomba foto bayi dan balita baru nih teman-teman :)
Punya pengalaman menarik saat menangani demam pada anak?
Yuk, bagi pengalaman Anda dengan mengirimkan cerita bertema Ketika Anakku Demam, besera foto keceriaan ibu dan anak setelah sembuh dari demam.  

Kategoti Lomba:
• Kategori A : anak usia 0-5 tahun
• Kategori B : anak usia 6-12 tahun  

Hadiah untuk tiap kategori :
• Juara 1: Rp.10.000.000,- Juara 1 kategori A akan ditampilkan di cover belakang nakita
• Juara 2: Rp.7.000.000,-
• Juara 3: Rp.5.000.000,-
• Hadiah @Rp.250.000,- bagi 10 foto terpilih di tiap kategori
• Bingkisan menarik untuk 50 foto hiburan dari tiap kategori  

Syarat dan ketentuan:
• Kirimkan cerita dengan tema ”Ketika Anakku demam”, dimana Anda menceritakan perasaan Anda ketika anak demam hingga ia sembuh.
• Sertakan foto berwarna ukuran 4R tentang keceriaan Ibu dan Anak setelah sembuh dari demam
• Cantumkan nama, alamat, nomer telepon, beserta nama anak, tempat/tanggal lahir, dan nama serta alamat sekolah.
• Kirimkan cerita dan foto ke :  
a. via pos ke PO BOX NAKITA 8744 JKB, Jakarta 11000 
b. via www.tabloidnova.com dan www.nakita-online.com 
c. via email promosinakita@gramedia-majalah.com dengan subject KETIKA ANAKKU DEMAM 
• cerita dan foto diterima paling lambat 21 Juli 2012 
• Foto yang telah dikirim menjadi hak milik Gramedia Majalah 
• Para pemenang dipilih oleh juri dan keputusan juri tidak dapat diganggu gugat 
• Pengumuman pemenang akan diumumkan di Tabloid Nakita 27 Agustus 2012 

Ayo ikutan teman-teman :) baca lanjutannya disini....

Kamis, 05 Maret 2009

Berhenti Merokok disekitar Bayi dan Balita


Kegiatan merokok memang sudah umum dimasyarakat indonesia, hampir disetiap tempat dapat ditemui dengan mudah orang-orang yang sedang asik merokok, dikantor-kantor, pasar, taman-taman, stasiun, didalam bis, didalam kereta api.....wah..dimana-mana deh....!!
Terkesan tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya, termasuk dengan keberadaan bayi dan balita disekitarnya. Baca antara bayi,balita dan larangan merokok.

Namun begitu, rizqi percaya bahwa masih ada kepedulian orangtua, kerabat maupun orang-orang yang merokok, terhadap kesehatan bayi dan balita. Tapi mungkin caranya belum efektif..he.he...

Ada pendapat bahwa jika membuka jendela, memutar kipas angin, menyalakan penyaring udara atau merokok didekat penyedot asap dapat menghilangkan pengaruh asap...benarkah..???

Ternyata hal tersebut tidak dapat menghilangkan lebih dari 4.000 zat kimia berbahaya yang terkandung dalam asap rokok Zat kimia tersebut tetap ada meskipun rokok atau cerutu sudah dimatikan. Asap tetap terperangkap pada rambut, kulit, dinding, kain, karpen, perabot rumah tangga, termasuk mainan anak-anak (parentsindonesia.com).

Sehingga siapapun yang berada didalam ruangan berisi benda-benda yang terpapar asap rokok bisa terkena dampak meskipun saat itu tidak ada rokok yang dinyalakan.
Jika orangtua membawa anaknya kedalam ruangan yang biasa digunakan oleh perokok, maka mereka masih terkena dampak perokok pasif..!

Bayi dan balita tidak seharusnya menghirup asap rokok, cara terbaik bagi orang tua yang merokok adalah berhenti merokok, utamakan kesehatan anak! Berikut beberapa tips untuk menghindari agar anak tidak terpapar asap rokok:
1. Jika merokok, maka berhentilah!! Hidup sehat dimulai dari diri sendiri, dan tidak ada istilah terlambat.
2. Jangan merokok disekitar ibu hamil, bayi,anak-anak dan bahkan..remaja
3. Jangan ada asap rokok di rumah, tempat penitipan anak atau mobil keluarga
4. Jauhkan bayi dan balita (anak-anak) dari areal dimana orang biasa merokok
5. Selalu ingat bahwa membuka jendela atau menyalakan kipas angin tidak menghilangkan efek perokok pasif
6. Anak balajar dari lingkungan sekitar. Merokok didepan anak dapat memicu keinginan anak untuk mencoba rokok.

Jadi teman-teman...kita sampaikan kepada keluarga kita yang merokok untuk berhenti merokok...atau paling tidak berhentilah merokok disekitar bayi dan balita!! Berikut informasi tentang keuntungan berhenti merokok:

6 jam setelah berhenti, denyut nadi dan tekanan darah kembali normal
12 jam setelah berhenti, karbonmonoksida meninggalkan sistem peredaran darah dan pernapasan
1 hari setelah berhenti, tekanan darah lebih rendah dan aktivitas jantung lebih kuat
1 tahun setelah berhenti, resiko serangan jantung menurun hingga 50%
5 tahun setelah berhenti,resiko stroke menurun bisa disamakan dengan bukan perokok
10 tahun setelah berhenti, resiko kanker paru menurun hingga 50% dibandingkan dengan perokok aktif
15 tahun setelah berhenti, resiko serangan menurun, bahkan bisa disamakan dengan bukan perokok jika berhenti sebelum timbul serangan jantung (sumber WHO Tobacco atlas 20002)
Jadi ucapkan (lagi) ”CAUTION……THERE IS A BABY HERE….PLEASE DON”T SMOKE”……!!!!

baca lanjutannya disini....

Minggu, 22 Februari 2009

Antara bayi, balita dan larangan Merokok



Larangan merokok yang dicetuskan pemerintah beberapa waktu yang lalu memunculkan pro-kontra dimasyarakat, terutama fatwa merokok haram oleh MUI. Berbagai pendapat kemudian bermunculan akibat fatwa tersebut...ada yang mendukung (UMUMnya yang tidak merokok he.he.) dan ada yang menentang (DIWAKILI oleh para perokok, pembuat dan penjual rokok ha.ha.). Pernah lho ada kejadian seorang bapak diruangan tertutup ber-AC yang penuh dengan ibu dan bayi/balita ”cuek”aja ngerokok..dan sewaktu ditegur oleh para ibu-ibu itu, dengan cueknya si bapak menjawab...”tanggung nih..tinggal dikit lagi...” wow...mantabb banget jawaban si Bapak.........!!sama sekali gak peduli dengan bayi dan balita nan lucu-lucu dan belum ngerti apa-apa, yang ada disana....!!

Tapi mengapa larangan merokok ini sangat penting bagi bayi dan balita?? Tentunya yang berbahaya bukanlah kegiatan merokok itu sendiri tapi ”kegiatan” menghisap ASAP ROKOK itulah yang menjadi permasalahan.

Sudah banyak banget informasi tentang bahaya menghirup asap merokok.....bahkan diKEMASAN rokok itu sendiri tercantum bahayanya merokok!!! Tapi kok masih banyak ya..yang merokok...???? apa gak mikir kesehatan diri sendiri????

Disini rizqi mencoba menuliskan bahaya menghirup asap rokok bagi bayi dan balita (diambil dari berbagai sumber)......sehingga bagi bapak-bapak, 0m-om maupun siapa aja yang merokok dan ”tidak peduli”dengan kesehatan diri sendiri...cobalah untuk memikirkan ”lagi” bahaya menghirup asap rokok bagi bayi dan balita..!!

Anak yang terpapar asap rokok memiliki kecenderungan:
1. Rentan terhadap resiko kematian mendadak (sudden infant death syndrome/SIDS)
2. Sering batuk dan sulit bernapas
3. Rentan terserang asma
4. Kerap terkena infeksi telinga
5. Kapasitas paru-paru menyusut
6. Resiko terkena bronchitis, sakit pernapasan, dan pneumonia (radang paru) meningkat
7. kemampuan matematis, membaca, dan logika menurun
8. beresiko tinggi terkena penyakit jantung
9. kemungkinan menjadi perokok aktif lebih besar......hah..kok bisa..???

hal ini karena besar kemungkinan anak akan mencoba-coba menghisap rokok karena setiap hari dia melihat bapak,om atau keluarga lainnya asik merokok. Anak yang tumbuh dilingkungan perokok dan terbiasa menjadi perokok pasif, lebih tinggi kemungkinannya untuk menjadi perokok aktif. Komnas Perlindungan Anak mengatakan bahwa prevalensi perokok usia dini berbanding lurus dengan iklan dan promosi rokok yang semakin gencar. 50% anak dan remaja perokok merasa lebih percaya diri seperti citra yang dibentuk oleh iklan rokok.

Menurut survei Nemours Foundation, lembaga nirlaba AS dibidang kesehatan anak, 90 % perokok dewasa memulai kebiasaan merokok sejak anak-anak. Sedangkan

data Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan fase perkenalan anak dengan narkoba dimulai dengan menghisap rokok diusia 6 tahun. Berdasarkan survei ekonomi nasional 2004 (ini empat tahun lalu lho...) prevalensi perokok usia 13-15 tahun mencapai 26,8 % dari total populasi indonesia...dan yang mencengangkan adalah tren inisiasi merokok menjadi semakin tinggi, yaitu usia 5-9 tahun.........!!

Tuhkan.....bahaya banget terpapar oleh asap rokok....oleh karena itu, teman-teman jangan ragu-ragu untuk meminta kepada orang yang sedang merokok disekitar kita untuk mematikan rokoknya.....dan ucapan ”lagi tanggung merokoknya” tidak berlaku, karena masuknya racun dari asap rokok kedalam tubuh tidak tergantung lama atau tidaknya seorang anak menghisapnya.

Jadi ucapkan ”CAUTION……THERE IS A BABY HERE….PLEASE DON”T SMOKE”….Setuju…???

baca lanjutannya disini....

Senin, 16 Februari 2009

Kontroversi Obat Puyer

Beberapa waktu lalu di televisi ramai diberitakan berita tentang seorang dokter di Jakarta yang memberikan obat dalam bentuk puyer bagi pasiennya. Puyer tersebut dibuat dengan menggunakan “blender” yang tersedia di ruang praktek dokter tersebut….,
Jadi apa masalahnya, sehingga menjadi hot news??....yang menjadi topik pembahasan adalah:

1. (katanya) dokter dilarang meracik obat sendiri karena itu tugas seorang farmasis atau apoteker

2. blender yang digunakan dokter tersebut terdapat sisa-sia obat sebelumnya. Tidak ada tanggung jawab moral untuk mencuci bersih blender yang telah digunakan sebelumnya.

3. Dokter tersebut tidak informatif terhadap pasiennya (perihal obat yang diberikan)

Ok, lalu apa hubungannya dengan bayi dan balita???
Belakangan disebutkan bahwa pemanfaatan obat dalam bentuk puyer sangat “diminati”oleh masyarakat luas, tidak terkecuali obat untuk bayi dan balita….!! Hal ini dilakukan karena berbagai alasan, diantaranya :

1. lebih manjur
2. lebih murah
3. lebih familiar…(karena sudah digunain turun-temurun he.he.)

Berita tersebut kemudian menjadi sebuah berita yang kontroversi karena informasi didalamnya dapat membingungkan masyarakat yang telah terbiasa mengkonsumsi obat puyer….termasuk rizqi…..(hah…rizqi….???!!!)
Yap…..kebetulan Dokter Anak yang memeriksa rizqi apabila sakit, seringkali menggunakan obat puyer (walaupun kadangkala ada pula obat lain dalam bentuk syrup (drops))untuk mengobati sakit rizqi…..dan rizqi akui obat ini lebih manjur.

Yang berbeda dari dokter yang diberitakan diatas adalah:

1. Dokter yang memeriksa rizqi hanya memberikan resep untuk diambil di apotek (tidak meracik sendiri)
2. Dokter informatif dan menjelaskan berbagai hal papah rizqi tanyakan
3. Papah rizqi mendapat salinan resep yang diberikan ke apotek.

Sehingga pertanyaan rizqi adalah……apa yang harus dikhawatirkan: dokternya atau obat puyernya…..??
ternyata sebagian masyarakat menjadi bingung terutama tentang obat puyer tersebut, dalam pemberitaan OkeZone.com disebutkan sejumlah sisi negatif dan bahaya puyer:

1. Bentuk pengobatan tidak rasional
2. Tidak sesuai dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
3. Rentan Polifarmasi
4. Proses peracikan tidak higienis
5. Potensi Human Error sangat besar
6. Stabilitas obat terganggu
7. Sejumlah jenis obat mudah rusak jika digerus
8. Kemungkinan terjadi toksid atau jamur
9. Ketepatan takaran diragukan
10. Sebagian bubuk terbuang
11. Resiko kontaminasi tinggi

Betulkah…..????wah tambah syerem nih…..!!!
Namun hal ini kemudian mendapat tanggapan dari Dr Widodo Judarwanto SpA dari Klinik Alergi Anak Rumah Sakit Bunda Jakarta kepada OkeZone.com.

Mmenurutnya Dr Widodo kontroversi yang ditakutkan tidak hanya dialami oleh pengguna puyer, tetapi juga pada pengguna obat sediaan lainnya. Ketakutan terhadap obat puyer juga bukan disebabkan karena obat itu sendiri, melainkan karena adanya kelemahan pengetahuan dokter atau ketrampilan apoteker dalam menyajikan puyer.

"Tampaknya kontroversi yang timbul dalam penggunaan puyer ternyata bila disimak dengan cermat tidak pada substansinya," ujarnya.

Widodo merangkum beberapa hal mengenai kontroversi yang mencuat. Kontroversi itu telah disampaikan para klinisi dalam forum seminar maupun opini di media massa, sebagaimana berikut:

1. Menurunnya kestabilan obat, karena obat-obatan yang dicampur punya kemungkinan berinteraksi satu sama lain.

Sebenarnya bila dicermati interaksi obat tidak hanya pada pemberian puyer pemberian sediaan kapsul atau sirup mempunyai risiko interaksi obat satu dengan yang lain. Dokter dibekali ilmu farmasi tentang masalah interaksi dan kestabilan obat. Kalaupun ada interaksi obat mungkin, dokter sudah memperhitungkan hal tersebut tidak terlalu berbahaya. Bila dokter tidak memahami farmakoterapi dari suatu jenis obat, sebaiknya dokter tidak menuliskan resep obat baik puyer maupun sirup.

2. Pemberian puyer berisiko terjadi pemberian polifarmasi.

Sebenarnya penggunaan polifarmasi bisa juga terjadi pada penggunaan obat kapsul dan sirup. Seorang dokter ada juga yang meresepkan berbagai macam botol sirup dalam satu kali pemberian. Bahkan seorang ibu sempat mengeluh ketakutan karena anaknya dalam sekali berobat diberikan sekaligus 6 botol sirup. Padahal dalam satu botol sirup itu juga kadang terdiri dari dua atau lebih kandungan obat.

Pengalaman lain beberapa penderita yang berobat di luar negeri khususnya Singapura, penderita memang tidak mendapatkan puyer tetapi membawa segepok obat sirup dan kapsul kalo dijumlah lebih dari 7 macam. Masalah pemberian polifarmasi ini juga tergantung knowledge dan pengalaman dokter.

3. Sulitnya mendeteksi obat mana yang menimbulkan efek samping.

Karena berbagai obat digerus jadi satu dan terjadi reaksi efek samping terhadap pasien, akan sulit untuk melacak obat mana yang menimbulkan reaksi. Hal ini juga tidak akan terjadi, karena dalam penulisan obat puyer pasien dapat meminta kopi resep dari apoteker atau apotek tempat pembelian obat. Di puskesmas memang menjadi masalah karena seringkali tidak disertai kopi resep, tetapi bila pasien meminta hal itu pasti akan diberikan oleh dokter yang memberikan di psukesmas. Adalah sesuatu yang tidak etis bila dokter tidak mau memberikan kopi resepnya.

4. Pembuatan puyer dengan cara digerus atau diblender, sehingga akan ada sisa obat yang menempel di alatnya.

Hal itu wajar terjadi, dalam ilmu meracik obat itu sudah diperhitungkan dengan menambah sekian persen untuk kemungkinan hal tersebut. Kalaupun ada kekurangan dan kelebihannya sebenarnya hanya dalam jumlah kecil yang tidak terlalu bermakna, kecuali pada obat tertentu. Dalam pemakaian obat sirup pun pasti wajar bila kelebihan atau kekurangan, seperti terjadi sisa sedikit sewaktu memberikan obat dalam sendok sirupnya atau kelebihan sedikit dalam menuang obat dalam sendok.

Bahkan seorang peneliti pernah melaporkan bahwa sekitar 20 persen obat paten ternyata sewaktu diteliti lebih cermat sering membulatkan jumlah dosis seperti

yang tercantum dalam kemasannya, dengan kata lain tidak sesuai dengan kandungan yang ada, seperti pseudoefedrin yang seharusnya dikapsul 17 mg dibulatkan menjadi 20 mg.

5. Proses pembuatan obat itu harus steril, sedangkan pembuatan puyer tidak steril atau sering ada sisa dan bekas obat puyer sebelumnya.

Memang dalam penyajian dan penyediaan obat harus higienis dan bersih, dan itu sudah merupakan prosedur tetap yang harus dilakukan oleh semua apoteker. Bila apoteker tidak melakukan prosedur peyajian obat tidak baik dan benar, akan melanggar prosedur tetap yang sudah ada.

Meskipun demikian, dalam penyediaan obat oral tidak harus super-steril seperti penyediaan obat suntik. Obat oral mungkin relatif sama seperti penyajian makanan lain yang masuk ke mulut, beda dengan obat injeksi yang harus melalui pembuluh darah yang harus sangat steril.

6. Bisa jadi obatnya sudah rusak sebelum mencapai sasaran karena proses penggerusan.

Masalah tersebut sebenarnya masalah knowledge (pengetahuan) dan keterampilan dokter Hal itu juga tidak akan terjadi karena dokter sudah diberikan ilmu farmasi bahwa terdapat beberapa obat yang tidak boleh digerus. Kalaupun ada yang tidak boleh digerus tapi digerus, mungkin tidak membahayakan tetapi hanya membuat khasiat obat tidak optimal.

7. Dosis yang berlebihan karena dokter tidak mungkin hapal setiap merek obat. Jadi akan ada kemungkinan dokter meresepkan 2 merek obat yang berbeda, namun kandungan aktifnya sama.

Hal seperti ini juga sebenarnya masalah knowledge (pengetahuan) dan ketrampilan dokter. Setiap dokter tidak boleh menuliskan resep obat bila tidak hapal dosis dan merek obatnya. Kekawatiran inipun juga terjadi pada penulisan resep sediaan sirup.

8. Kesalahan dalam peracikan obat.

Bisa jadi tulisan dokter tidak terbaca oleh apoteker, sehingga bisa membuat salah peracikan. Hal inipun juga terjadi pada sediaan sirup. Penulisan dokter tidak jelas memang sering terjadi, dalam hal ini apoteker harus menanyakan lagi kepada dokter.

Dia menambahkan, kontroversi ilmiah harus berdasarkan bukti dan fakta ilmiah ataupun paling tidak hasil rekomendasi dari institusi yang kredibel seperti WHO (World Health Organization), CDC (Centers for Disease Control), AAP American Academy of Pediatrics, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) atau IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).

dan menurut dokter Dr Widodo Judarwanto SpA "Sebenarnya masalah ini bukan konsumsi publik, tetapi seharusnya menjadi topik bahasan di kalangan intern dokter"

Meski demikian, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan tidak ada masalah dalam penggunaan obat puyer untuk tindakan pengobatan selagi memenuhi syarat ketentuan dan prosedur. "Obat puyer tidak ada masalah selama syarat ketentuan dan prosedur dilakukan secara baik dan benar," tandas Ketua Umum IDI Fahmi Idris (OkeZone.com).

Fahmi Idris mengimbau pihak yang dirugikan akibat praktik tenaga medis agar melapor ke IDI dengan dilengkapi identitas pelapor dan bukti-bukti yang cukup. "Nanti diproses oleh Majelis Etik untuk dibuktikan bersalah atau tidak menurut kacamata ilmu kedokteran," katanya.

Wah…panjang banget nih postingannya…..gak apa deh yang penting kekhawatiran rizqi terhadap obat puyer dapat terjawab…oleh karena itu teman-teman….yang paling penting menurut rizqi adalah harus ada komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien …sehingga pasien(sebagai orang awam) dapat mengetahui tentang sakit dan metoda pengobatannya sejelas-jelasnya……dan rizqi berdoa mudah-mudahan kita semua tetap sehat sehingga tidak perlu menggunakan obat dalam bentuk apapun…..AMIN
Oia…sebagian isi postingan rizqi dapat teman-teman baca langsung di OkeZone.com atau dapat diklik perdebatan soal puyer tidak pada substansinya

baca lanjutannya disini....

Selasa, 03 Februari 2009

Hati-hati terserang penyakit akibat perubahan cuaca

Perubahan cuaca seperti sekarang ini membuat banyak orang yang terserang penyakit seperti deman, flu, batuk dan lain-lain. Beberapa waktu yang lalu papah rizqi terserang pilek, gak lama rizqi ikut tertular dan demam sehingga segera dibawa papah dan mamah kedokter, setelah itu giliran mamah rizqi ikut-ikutan sakit. Wah..rizqi sedih banget semuanya pada sakit. Alhamdulliah sekarang rizqi, papah dan mamah sudah sehat, dan rizqi bisa main-main lagi dengan papah dan mamah.
Tapi rizqi juga bertanya-tanya kenapa ya..setiap perubahan cuaca, kita khususnya bayi dan balita rentan terhadap sakit? Ini nih jawaban yang rizqi rangkum dari berbagai sumber.

Pada perubahan cuaca, sering ditemui perubahan suhu dan kelembaban secara tiba-tiba dan tubuh ”dipaksa” untuk dapat beradaptasi ekxtra keras terhadap perubahan tersebut. Hal ini menyebabkan daya tahan tubuh terutama anak-anak mengalami penurunan.

Selain itu, perubahan cuaca juga mempengaruhi kondisi lingkungan dan kualitas air. Debu dan kotoran dimasa udara kering dapat menjadi pembawa penyakit sedangkan pada saat musim hujan kualitas air dapat berkurang. Munculnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh sampah maupun serangga seperti nyamuk dan lalat menjadi hal penting pada perubahan musim. Hal ini juga mendorong mudahnya seseorang terkena penyakit.

Jadi apa dong yang harus dilakukan akan terhindar dari sakit…..???
a. Pastikan asupan Gizi nutrisi bagi tubuh cukup (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral)

b. Jaga kebersihan dan kehigienisan makanan (jangan beli makanan sembarangan ya!!)

c. Pastikan kebersihan sumber air (biarpun makan bersih, tapi air minumannya kotor...bisa kena penyakit juga tuh....aduh jangan deh)

d. Pastikan kebersihan lingkungan termasuk kebersihan tempat istirahat, bermain dan tempat-tempat favorit laiinya he.he.

e. Jangan lupa pakai pakaian yang pas dan memberi perlindungan seperti jaket pada saat udara dingin, atau payung pada saat berjalan dibawah guyuran hujan.....!!

Mudah-mudahan dengan informasi ini kita semua tetap terjaga kesehatannya ya....Amin.
baca lanjutannya disini....

Selasa, 27 Januari 2009

Jenis dan Jadwal Imunisasi



Setelah sekian lama akhirnya rizqi akan melanjutkan tulisan (yang diambil dari berbagai sumber) tentang imunisasi atau vaksinasi. Mungkin teman-teman sudah membaca....sedangkan bagi yang belum silahkan baca Vaksinasi atau imunisasi.

Vaksin apa saja yang perlu didapatkan oleh seorang anak??
Sekumpulan vaksin yang akan diterima seorang anak tentu saja akan membuat cemas ibunya karena kesannya yang banyak. Sebetulnya bayi anda memerlukan beberapa dosis vaksin, inilah yang menyebabkan imunisasi perlu untuk dilakukan berkali-kali.
Berikut ini jenis imunisasi yang perlu diberikan pada si kecil plus kegunaannya:

Hepatitis B
Melindungi tubuh anak dari penyakit hepatitis B yang berakibat pada hati, yang menyebar melalui kontak darah atau cairan tubuh dengan orang lain yang sudah terinfeksi virus hepatitis B.
Penularan utama adalah dari ibu ke anak saat melahirkan (perinatal), penularan dari anak-ke anak, dari injeksi dan transfusi yang tidak aman.

Jadwal : diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6 bulan. Interval dosis minimal 4 minggu

Hepatitis A
Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A. Penyebarannya melalui kontak personal atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Hepatitis A tidak menyebabkan kesakitan dalam jangka waktu lama atau kerusakan hati seperti Hepatitis B. Tapi hepatitis A dapat menjadi ganas dan menyebabkan kematian.
Anak dibawah 6 tahun yang terinfeksi Hepatitis A sering tidak menunjukkangejala-gejala sakit. Tetapi untuk anak yang lebih tua, gejala hepatitis A dapat muncul cepat seperti panas, kurang nafsu makan, kelelahan, sakit perut, muntah, air kencing keruh dan kekuningan pada kulit/mata.
Jadwal : diberikan pada umur > 2 tahun, dua kali dengan interval 6-12 bulan

DPT (Dipteri Pertusis Tetanus)
Merupakan kombinasi vaksin diptheria (bakteri yang menyebabkan penyakit pernapasan), tetanus (penyakit menggangu sistem saraf yang juga dikenal dengan sebutan lockjaw), dan batuk rejan.
Dipteri disebabkan oleh bakteri, mudah menular melalui batuk atau bersin. Jika tidak didiagnosa dan ditangani dengan benar dapat menimbulkan komplikasi serius dari racun yang dihasilkan bakteri.
Pertusis (batuk rejan) adalah penyakit yang sangat menular. Penularan melalui kontak personal, batuk atau bersin. Pertusis berdampak paling berat pada anak < 1 tahun.
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit. Anak-anak dapat terkena tetanus karena luka bakar yang parah, infeksi telinga atau gigi juga gigitan serangga. Tetanus menghasilkan racun yang dapat menimbulkan konstraksi otot yang menyakitkan dan berakibat komplikasi serius dan kematian.
Jadwal : Diberikan pada umur > 6 minggu, DTwP atau DtaP atau secara kombinasi dengan hep Batau hib. Ulangan DPT umur 18 bulan dan 5 tahun. Umur 12 tahun mendapat TT pada program BIAS SD kelas VI.

PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
Melindungi tubuh untuk melawan bakteri penumococcal pneumonia, keracunan darah dan meningitis.
Jadwal : Pada umur 2-5 tahun diberikan satu kali pada anak yang belum mendapatkan vaksin pneumokokus (PCV)

Hib (Haemophilus influenzae type b conjugate)

Hib merupakan penyakit karena bakteri, menular melalui udara. Hib dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis (radang selaput otak) dan pneumonia (radang paru), termasuk sepsis, infeksi kulit dan arthritis.
Jadwal : diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau kombinasi

Polio

Disebabkan oleh virus, menyebar melalui tinja dari orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Jadwal : Polio-O diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS vaksin diberikan pada saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

BCG (Bacille Calmette Guerin)
Vaksin BCG dapat menurunkan resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa
Jadwal : Diberikan sejak lahir. Apabila umur > 3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

MMR (Measies Mumps Rubella)
a. Measies ( Campak) disebabkan oleh virus dan menyebar dengan mudah. Pada kebanyakan anak meyebabkan kemerahan kulit dan demam dan dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi telinga atau pneumonia (radang paru)
b. Mumps (gondong) disebabkan oleh virus, penyebaran melalui udara. Mumps/gondong biasanya penyakit ringan tetapi dapat memberikan dampak serius seperti meningitis, encephalitis.
c. Rubella (Campak Jerman) disebabkan oleh virus rubella. Ditularkan melalui kontak personal seperti batuk atau bersin. Pada anak, rubella biasanya penyakit ringan dan dapat sembuh total dengan cepat. Yang paling berbahaya dari infeksi rubella adalah pada ibu-ibu hamil, jika ibu hamil tersebut terkena rubella pada usia awal kehamilan, resikonya bayi akan dilahirkan cacat.
Jadwal : diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat campak 9 bulan. Umur 6 tahun diberikan untuk ulangan MMR maupun catch-up immunization

Varicella (Cacar air)
Varicella (cacar air / chicken pox) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada anak-anak. Disebabkan oleh virus, menyebar melalui udara atau kontak dengan cairan yang keluar dari gelembung kecil. Cacar air sangat menular.
Kmplikasi cacar air berupa infeksi kulit dan pada beberapa anak dapat terjadi infeksi di otak. Cacar air dapat muncul kembali dan menjadi zoster (Kemerahan pada kulit disertai rasa sakit)
Jadwal : diberikan pada saat umur 5 sampai 12 tahun

Demam Tifoid (Tifus)
Demam tifoid adalah penyakit yang berbahaya, merupakan infeksi akut disaluran cerna disebabkan oleh bakteri yang dapat menyebabkan kematian. Penyebarannya melalui makan dan air yang terkontaminasi. Gejala-gejala meliputi panas berkepanjangan (39 -400 C), nyeri perut, pusing, hilang nafsu makan.
Jadwal : diberikan pada umur > 2 tahun, diulang setiap 3 tahun

Influenza
Imunisasi influenza membantu mencagah anak dari penyakit flu yang khususnya berbahaya bagi bayi dana dapat menyebabkan infeksi telinga dan sinus, dehidrasi berat, pneumonia, radang jantung, bahkan kematian
Jadwal : Diberikan setahun sekali.

Wow...lumayan banyak juga ya....tapi yang perlu teman-teman ingat vaksinasi kan juga untuk kesehatan kita...pada bayi dan balita, jadi informasi lebih jelasnya dapat teman-teman tanyakan kepada om dokter atau tante dokter terutama tentang kata-kata yang terdengar aneh ditelinga kita he.he. Oia dikartu KMS (Kartu Menuju Sehat) kalo tidak salah juga ada lho..jadwalnya. Mudah-mudahan sedikit informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

baca lanjutannya disini....

Minggu, 04 Januari 2009

Vaksinasi atau Imunisasi


Perlukan Vaksinasi pada bayi ?

Memasuki usia satu tahun maka rizqi akan divaksin. Sebenarnya Rizqi bertanya-tanya seberapa pentingkah vaksinasi itu? Untuk menjawab pertanyaan itu maka rizqi menunjukkan beberapa informasi tentang Vaksinasi atau Imunisasi yang didapatkan dari berbagai sumber.

Bagaimana vaksin bekerja?

Tubuh bayi secara alami menghasilkan antibodi, substansi ini dapat menyingkirkan bakteri dan virus yang tidak diharapkan. Vaksin mengandung antigen, bagian lemah dari kuman penyebab penyakit. Kehadiran antigen ini akan mendorong sistem imun bayi untuk membuat antobodi. Bila anak terpapar kuman yang sebenarnya, antibodi akan melawannya sebelum sempat menimbulkan penyakit. Vaksin dapat diberikan melalui Injeksi/ suntikan ataupun oral.

Mengapa Vaksin perlu diberikan pada usia dini?
Vaksin perlu diberikan pada usia dini karena diusia dini penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin–vaksin tersebut menyerang. Bayi lebih mudah terkena penyakit menular dibandingkan anak-anak dan orang dewasa, dan komplikasi yang ditimbulkan bisa lebih berat. Beberapa penyakit memberikan dampak yang lebih serius atau lebih sering terjadi pada bayi atau balita. Sebagai contoh, hampir 60% dari penyakit serius Haemophilus influenzae tipe B (Hib) terjadi pada anak dibawah 12 bulan.

Mengapa anak-anak memerlukan banyak vaksin?

Hingga saat ini telah dijumpai sedikitnya 12 penyakit berbahaya yang dapat dihindari dengan vaksin, yaitu : Hepatitis B, Difteri, Tetanus, Pertusis, Polio, haemophilus influenzae type b (Hib), Hepatitis A, Typhoid, Measles / Campak, Mumps / gondong, Rubella, Varicella. Beberapa penyakit cukup dengan satu suntikan dan yang lainnya membutuhkan beberapa suntikan untuk memberikan perlindungan terbaik.


Apakah vaksin aman?
Vaksin aman diberikan bagi bayi, dan vaksin sama halnya dengan obat-obatan, kadang-kadang dapat menimbulkan beberapa reaksi. Reaksi yang timbul biasanya ringan seperti bengkak ringan atau demam ringan, sedangkan reaksi serius jarang terjadi.

Tips bagi para ibu
1. Bawalah selalu buku/ kartu vaksinasi anak anda pada setiap kunjungan ke dokter
2. Pastikan anak anda diperiksa terlebih dahulu oleh dokter sebelum divaksin / diimunisasi
3. Informasikan / ingatkan dokter anda jika anak anda pernah mendapatkan reaksi alergi serius atau efek samping yang serius pada vaksinasi sebelumnya
4. Jangan ragu untuk menanyakan informasi kepada dokter anda tentang vaksinasi yang akan diberikan, termasuk apa yang harus dilakukan / dipersiapkan setelah vaksinasi tersebut
5. Sesudah vaksinasi, pastikan dokter / perawat mencatat / memperbaharui kartu vaksinasi anak anda
6. Sesudah vaksinasi, perhatikan dan amati anak anda, hubungi dokter jika anda melihat ada reaksi-reaksi lain diluar keterangan dari dokter anda. Vaksin tertentu seperti MMR efek samping baru muncul 1-2 minggu sesudah vaksinasi.

Dari informasi tersebut maka rizqi menyarankan kepada teman-teman bayi dan balita agar divaksinasi / diimunisasi, ingat lho terkena penyakit (yang dapat dicegah dengan vaksinasi) jauh lebih berbahaya dibanding vaksin. Yang terpenting adalah SELALU konsultasikan dengan dokter anda..Ok.

Posting berikutnya....Jadwal dan Jenis Imunisasi.
baca lanjutannya disini....